Langsung ke konten utama

5 kali nonton A Werewolf Boy (Review Korean Movie A Werewolf Boy)

Assalamualaikum.

Jadi tadi malem baru selesai nonton A Werewolf Boy untuk yang ke sering kalinya. Awal tahu film ini waktu awal tahun 2013, waktu itu masih umur 13 (kelas 1 SMP gitu). Gue penasaran pengen nyoba download-download gitu, istilahnya belajar download lah. Download musik udah sering, sekarang mau belajar download film yang kapasitasnya lebih besar dari musik. Dan hari itulah awal perjumpaan gue dengan cinemaindo.com, sejak saat itu gue langganan download film disitu.

Waktu itu, filmnya masih dibagi jadi dua part. Nah, gue download dua-duanya eh gataunya yang bisa diputer cuma part 1 doang. Yaudah gue tonton sampai selesai dan berhenti sampai disitu alias nonton setengah filmnya aja. Setelah itu, time flies. gue udah mau lulus kelas 3. Dan udah lumayan pinterlah dalam hal download mendownload. Alhasil gue download lagi tuh tapi pake laptop baru karna laptop lama rusak karna isinya korea semua. Gue tonton lagi, tapi kali ini sampai selesai.

Diceritakan, Suni Tua tinggal di  Amerika, dia udah bahagia sama keluarganya. Tiba-tiba ada telepon untuknya dari seseorang di Korea tentang rumah lamanya, kemudian dia bilang dia harus kembali ke Korea. Disana, dia diantar sama cucunya setelah itu flashback lah ceritanya.

Kim Suni muda (Park Bo Young) baru aja pindah sama ibu dan adiknya, ayahnya yang seorang pebisnis baru aja meninggal dan rumah baru yang dia tinggali sekarang itu dibelikan oleh anak dari rekan bisnis ayahnya, Ji Tae. Nah, si Ji Tae ini suombong banget jadi orang dia gak mau bantu angkat-angkat barang pindahan. Jadi mereka pindahan itu dibantu sama tetangga baru mereka yang jarak rumah Suni sama tetangganya itu juauhh bangettt (maklumlah di pedesaan).

Selesai bantuin angkat-angkat barang mereka diajak makan bareng sama ibunya Suni sekaligus proses pengakraban diri. Dari situ mulailah satu persatu pertanyaan terjawab, kenapa Suni pindah ke pedesaan? karena dia punya penyakit paru-paru disuruh pindah ke pedesaan karena udaranya. Terus kata tetangganya, rumah yang ditinggali Suni sekarang itu bekas rumah tentara yang meninggal 5 tahun yang lalu karena serangan jantung dan gudang di depan rumahnya itu dijadikan tempat eksperimen membuat makhluk manusia serigala.

Malemnya Suni belum tidur dia masih nulis buku. Dari luar jendela kamarnya terdengar sesuatu, dia lari bangunin Sunja (adiknya) tapi adiknya malah sewot dan gak peduli. Akhirnya Suni nekat ke gudang depan rumahnya buat ngecek ada apakah disana? Ternyata pas dibuka ada sesosok makhluk mirip serigala.

Gue suka sama ceritanya, Kisah cinta yang bener-bener manis, gak ada unsur 21+ nya dan menurut gue itu merupakan suatu nilai plus. jujur aja, gue lebih suka film yang kisah cintanya lebih bagus kalo kayak di film ini, ya walaupun sebenernya gue mengharapkan ada adegan kissing sedikit aja (hehe) tapi ternyata nggak ada sama sekali. Justru kisah cinta mereka disajikan dengan hal-hal imut seperti Suni ngelatih Cheol Su layaknya anjing peliharaan. Mulai dari cara menggosok gigi, ngerapihin kamar, ngiket tali sepatu, belajar nulis, sampai dandan (wkwk) gue suka banget. Asli. Setiap Cheol Su habis melakukan perintah Suni dia selalu nunduk minta dielus. Dan ini asli sweet buanget. Karena dari awal Cheol su gak bisa ngomong, yang ada cuma ekspresi muka sam gerak-gerak aja. Kebayang gak si.

Sebenernya Srigala ini gak punya nama terus diberi nama sama ibunya Suni, Kim Cheol Su. Soalnya dia pengen punya anak cowok eh lahirnya malah Sunja (adiknya Suni)






Sebelum nulis review ini gue udah baca hampir semua review tentang film ini, mereka sepakat bilang film ini bagus, tapi ada yang ngereview kalo keimutan Song Joong Ki disini itu gak cocok alias kurang klop samakarakter yang dimainkan. Mungkin maksudnya, dia mengharapkan serigala di film ini itu harus yang garang, gagah kayak di twilight. Ya masuk akal juga sih, di film ini justru si Cheol Su (srigala) ini malah keliatan kayak gelandangan bukan kayak seekor manusia srigala. Tapi, kalo dipikir-pikir lagi, emang dia makhluk yang dibuat eksperiman trus ditinggal mati sama profesornya. Terus kalo soal imut, emang imut. Wkwk. Gimana ya, Menurut gue, lebih baik yang memerankan karakter Cheol Su itu imut, lebih baik. Karena apa dari awal dia kan makhluk eksperimen (dari kecil udah niat dijadiin kayak gitu) dan gak bisa ngomong, baca, nulis. Jadi kesannya Cheol Su itu benar-benar makhluk polos dan lebih baik jika didukung dengan visualisasi wajah yang polos dan imut juga wkwk. Jadi menurut gue gak ada yang salah sama pemilihan karakter pemeran disini. (udah ah makin ga nyambung dan gak jelas)

Selanjutnya apalagi yaa. Ending! Nah, ini dia nih, film bagus mesti kayak gini. Ending dari awal sudah keliatan gak ada aroma kebahagiaan (jelas banget karna alurnya flashback) Hapus ekspektasi kalian tentang hidup bahagia daan beranak-pinak banyak. Hapus!! Dan justru sekali lagi, ending yang (sebenernya) gue gak mau kayak gini malah jadi ending yang paling gue suka. Karena apa? gak ada unsur pemaksaan. Gak ada yang namanya ending maksa harus bahagia (gak kayak drama goblin). Kenapa sama Goblin? Nanti deh gue bikin reviewnya.

Jadi setelah berbagai macam momen yang mereka lalui bersama, Suni memutuskan buat langsung pindah setelah kejadian itu. Kejadian apa? tonton sendiri. Sebelum pindah, dia nulis sesuatu buat Cheol su.




Setelah mereka pindah flashback selesai, Suni tua minta nginep semalam dirumah itu. Malemnya cucunya dapat telpon dari pacar, dia ngobrol diluar dan liat ada sosok digudang luar. Waktu dia kembali, dia  cerita ke neneknya kalo dia liat seseorang tadi tapi anehnya dia nggak takut sama orang itu. Habis itu Suni tua keluar menuju ke gudang, dia buka ternyata gudangya (sebenernya aku lebih suka menyebutnya dengan kandang) udah asri banget banyak  tanaman. Kebayang gak si ditinggal hampir 50 tahun. Sumpah bagian ini akan menguras banyak air mata.



Pas dibuka ternyata ada seseorang yang nunggu 50 tahun. Cheol Su disini gak menua sama sekali. Setelah itu dia memberikan kertas ke Suni tua. Ternyata kertas yang ditulisnya 47 tahun yang lalu itu memerintahkan Cheol Su buat nunggu dia. Ya karena pada dasarnya dia srigala (mirip anjinglah) jadi dia setia nunggu sampai bertahun-tahun. Nah, disini hal yang paling gak gue sukai, teganya si Suni ini ngelupain cinta polosnya Cheol Su, kenapa? padahal dia pernah bilang ke Cheol su "Aku tidak peduli jika kau monster" halah prett, toh akhirnya lo gak balik-balik buat nemuin Cheol Su. Paling tidak, nggak dalam kurun waktu se lama itu, bayangin Cheol Su harus nunggu 47 tahun. Lo bisa balik 5 atau 10 tahun gitu. Dasar ratu tega. Kan jadi nangis nontonnya ;(




Dan dialog favorit gue...
Suni tua: kau sedang menungguku?
Cheol su: *mengangguk* (dia juga mengembalikan gitarnya Suni yang rusak dalam kondisi sudah diperbaiki)
terus Cheol Su minta dielus sebagai apresiasinya karna udah nunggu 47 tahun dan memperbaiki gitar Suni yang rusak. Setelah itu Suni kembali muda.
Suni: aku sudah tua sekarang, rambutku sudah beruban. kenapa kau menungguku? aku sudah menikah dan punya anak.
Cheol Su: tidak (akhirnya Cheol Su bisa ngomong lancar, gimana gak lancar 47 tahun ditinggal. dia belajar sendiri) matamu, mulutmu, tanganmu. kau masih cantik. Aku merindukanmu.










Nangis kejer gueee...

Sudah cukup, gue akhiri sampai disini. Untuk hal-hal yang pengen bisa bikin lo nangis kejer, silakan nonton sendiri.

Penilaian? 8,5 dari 10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gak takut nonton film Zombie (Review Korean Movie Train To Busan)

Assalamualaikum. Sebenernya udah lama juga nonton film ini, dari hobi download film pake kuota internet sampai sekarang udah canggih dan gak bego-bego amat. Download pake WiFi bimbel. Wkwk. Jujur aja gue ngerasa punya kepuasan sendiri gitu kalo habis download, entah itu download soal-soal atau download film sekalipun. Apalagi downloadnya pake WiFi orang. Hehe. Jadi ceritanya gue kudet nih, libur akhir tahun kemarin nggak kemana-mana cuma dirumah nemenin ibu yang kakinya lagi sakit dan kebetulan les masih lanjut sampai liburan minggu pertama. Sambil menyelam minum air, daripada sekolah libur les juga ikutan libur. Kan, sayang uangnya dibuang sia-sia. Ya udah gue telatenin (apasih) meskipun setiap sore selalu hujan (btw les gue jam setengah 5 sore) gue dengan semangat pergi bimbel. Niat utamanya sih biar bisa WiFi. Nah, dari situlah daripada nganggur nih WiFi gratisan diapain ya selain buat buka Instagram sama Youtube. Terus gue kepikiran tuh pas lagi buka Youtube, iseng-iseng

Kpop Idol yang beralih profesi menjadi MalaiKAI Maut(Review Drama The Miracle That We Met)

Assalamualaikum. Selamat berpuasa teman-teman. Hari ini gue mau bahas drama yang baru selesai gue tonton kemarin. Judulnya The Miracle That We Met, drama ini adalah drama ON GOING pertama yang berhasil gue selesaikan. Sebelum-sebelumnya, gue paling gaabisa nonton drama ON GOING, contohnya kayak I'M NOT ROBOT, gue gak lulus cuy nonton itu. Gak bisa dipungkiri memang gue nonton drama ini itu karena ada Kai, gue pengen tau gimana sih aktingnya Kai. Walaupun ini bukan drama pertamanya Kai, pokoknya gue antusias kalo ada drama yang main Kpop Idol. Kan banyak tuh para idol yang beralih profesi jadi aktor, sebut saja Park Hyung-Shik. Dia salah sau aktor favorit gue dari aliran idol yang beralih profesi jadi aktor. Balik lagi ke Kai, disini dia berperan sebagai malaikat maut.       Diceritakan ada dua orang punya nama yang sama dan tanggal lahir yang sama juga. Keduanya bernama Song Hyun Chul, tapi mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Song Hyun Chul A (Kim Myung Min)